(smpn1gudo.sch.id) Di era saat ini perkembangan teknologi dapat memberikan dampak positif terhadap sampah kertas, setidaknya dapat mengurangi timbulan sampah kertas. Di dunia pendidikan, ini sangat tampak sekali, bagaimana tidak?.
Menurut Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Nasruddin mengatakan "Untuk saat ini SMP Negeri 1 Gudo memiliki siswa sejumlah 768, satu kali ujian semester membutuhkan setidaknya untuk 1 siswa membutuhkan 6 lembar kertas soal dengan berat 60 gram perlembar, jumlah mata pelajaran sebanyak 13 mata pelajaran, dengan demikian tibulan sampah kertas bekas ujian sebanyak 1 x 6 lembar x 60 gram x 13 mapel sama dengan 4.680 gram atau 4,68 Kg".
"Sementara itu jumlah siswa SMP Negeri 1 Gudo adalah 768 siswa, maka timbulan sampah yang ada adalah 768 siswa x 4,68 Kg/siswa yaitu sama dengan 5.594,24 Kg. untuk satu kali ujian" Kata Pak Nas nama panggilan sehari-hari, menjelaskan.
Dalam hal ujian, setidaknya sekolah melaksanakan 3 kali ujian, yaitu semester 1, semester 2 dan ujian akhir. maka timbulan sampah kertas ujian adalah 5.594,24 Kg kali tiga ujian itu sama dengan 10.782,72 Kg pertahun.
Lebih lanjut menurut Pak Nas yang guru TIK ini mengatakan "Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak baru yang positif di dunia pendidikan, seperti adanya GoogleForm, Quissis, Kahoot, ProProf Quizzes dan lain-lain, ini merupakan program aplikasi berbasis online yang dapat dimanfaatkan untuk ujian".
"SMP Negeri 1 Gudo, menggunakan GoogleForm untuk kegiatan ujian, dengan demikian maka timbulan sampah kertas bekas ujian dapat dikurangi setidaknya 10.782,72 Kg/tahun. Hal ini merupakan inovasi baru dalam hal pengurangan timbulan sampah kertas. mengapa demikian? karena masih ada yang berpendapat bahwa ujian itu harus menggunakan kertas, dengan demikian ketika berlalih mode ke ujian online, hal ini merupakan inovasi baru, apalagi bila dihubungkan dengan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup" Kata Pak Nas memungkasi penjelasannya. (denwq)
Menurut Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Nasruddin mengatakan "Untuk saat ini SMP Negeri 1 Gudo memiliki siswa sejumlah 768, satu kali ujian semester membutuhkan setidaknya untuk 1 siswa membutuhkan 6 lembar kertas soal dengan berat 60 gram perlembar, jumlah mata pelajaran sebanyak 13 mata pelajaran, dengan demikian tibulan sampah kertas bekas ujian sebanyak 1 x 6 lembar x 60 gram x 13 mapel sama dengan 4.680 gram atau 4,68 Kg".
"Sementara itu jumlah siswa SMP Negeri 1 Gudo adalah 768 siswa, maka timbulan sampah yang ada adalah 768 siswa x 4,68 Kg/siswa yaitu sama dengan 5.594,24 Kg. untuk satu kali ujian" Kata Pak Nas nama panggilan sehari-hari, menjelaskan.
Dalam hal ujian, setidaknya sekolah melaksanakan 3 kali ujian, yaitu semester 1, semester 2 dan ujian akhir. maka timbulan sampah kertas ujian adalah 5.594,24 Kg kali tiga ujian itu sama dengan 10.782,72 Kg pertahun.
Lebih lanjut menurut Pak Nas yang guru TIK ini mengatakan "Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak baru yang positif di dunia pendidikan, seperti adanya GoogleForm, Quissis, Kahoot, ProProf Quizzes dan lain-lain, ini merupakan program aplikasi berbasis online yang dapat dimanfaatkan untuk ujian".
"SMP Negeri 1 Gudo, menggunakan GoogleForm untuk kegiatan ujian, dengan demikian maka timbulan sampah kertas bekas ujian dapat dikurangi setidaknya 10.782,72 Kg/tahun. Hal ini merupakan inovasi baru dalam hal pengurangan timbulan sampah kertas. mengapa demikian? karena masih ada yang berpendapat bahwa ujian itu harus menggunakan kertas, dengan demikian ketika berlalih mode ke ujian online, hal ini merupakan inovasi baru, apalagi bila dihubungkan dengan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup" Kata Pak Nas memungkasi penjelasannya. (denwq)